Lima Jari |
Tingkat :
Durasi Baca : 5 Menit - 8 Menit
Kekuatan dan Kelemahan 5 JARI
:
1. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.
2. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.
3. Ada si jangkung jari tengah yang sombong, paling panjang dan suka menghasut jari telunjuk.
4. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik dan sabar sehingga diberi hadiah cincin.
5. Ada kelingking yang lemah dan penurut.
Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing² jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan (Menulis, memegang, menolong anggota tubuh yang lain, melakukan pekerjaan dll).
Pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua ?
Filsafah ini sederhana namun sangat berarti
Kita memiliki segala perbedaan untuk bersatu, saling menyayangi, saling menolong, saling membantu, saling mengisi, bukan untuk saling menuduh, saling menunjuk, saling merusak.....
Semua perbedaan dari diri kita adalah suatu keindahan agar kita senantiasa rendah hati untuk menghargai orang lain. Tidak ada satupun pekerjaan yang dapat dikerjakan sendiri. Kelebihan kita adalah kekurangan orang lain. Kelebihan orang lain bisa juga merupakan kekurangan diri kita. Tidak ada yang lebih bodoh atau lebih pintar. Perihal bodoh atau pintar, itu adalah kerelatifan dalam bidang/talenta yang kita miliki agar kita bisa bersama menuju satu impian.
>> Sekarang, dengan 5 Jari Anda ...
Apakah Anda ingin Jadi PECUNDANG ?
Ataukah PEMENANG ??
Pemenang selalu jadi bagian dari jawaban;
Pecundang selalu jadi bagian dari masalah.
Pemenang selalu punya program;
Pecundang selalu punya kambing hitam.
Pemenang selalu berkata, “Biarkan saya yang
mengerjakannya untuk Anda”;
Pecundang selalu berkata, “Itu bukan pekerjaan
saya”;
Pemenang selalu melihat jawab dalam setiap
masalah;
Pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban.
Pemenang selalu berkata, “itu memang sulit,
tapi kemungkinan bisa”;
Pecundang selalu berkata, “Itu mungkin bisa,
tapi terlalu sulit”.
Saat pemenang melakukan kesalahan, dia
berkata, “saya salah”;
Saat pecundang melakukan kesalahan, dia
berkata, “itu bukan salah saya”.
Pemenang membuat komitmen-komitmen;
Pecundang membuat janji-janji.
Pemenang mempunyai impian-impian;
Pecundang punya tipu muslihat.
Pemenang berkata, “Saya harus melakukan
sesuatu”;
Pecundang berkata, “Harus ada yang
dilakukan”.
Pemenang adalah bagian dari sebuah tim;
Pecundang melepaskan diri dari tim.
Pemenang melihat keuntungan;
Pecundang melihat kesusahan.
Pemenang melihat kemungkinan-kemungkinan;
Pecundang melihat permasalahan.
Pemenang percaya pada menang-menang (win-
win);
Pecundang percaya, mereka yang harus
menang dan orang lain harus kalah.
Pemenang melihat potensi;
Pecundang melihat yang sudah lewat.
Pemenang memilih apa yang mereka katakan;
Pecundang mengatakan apa yang mereka pilih.
Pemenang menggunakan argumentasi keras
dengan kata2 yang lembut;
Pecundang menggunakan argumentasi lunak
dengan kata2 yang keras.
Pemenang selalu berpegang teguh pada nilai²
tapi bersedia berkompromi pada hal² remeh;
Pecundang berkeras pada hal² remeh tapi
mengkompromikan nilai².
Pemenang menganut filosofi empati,
“ Jangan berbuat pada orang lain apa yang Anda tidak ingin orang lain perbuat pada Anda ”;
Pecundang menganut filosofi,
“ Lakukan pada orang lain sebelum mereka melakukannya pada Anda ”.
Para Pemenang selalu berencana dan
mempersiapkan diri, lalu memulai tindakan
untuk menang…!
1. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.
2. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.
3. Ada si jangkung jari tengah yang sombong, paling panjang dan suka menghasut jari telunjuk.
4. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik dan sabar sehingga diberi hadiah cincin.
5. Ada kelingking yang lemah dan penurut.
Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing² jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan (Menulis, memegang, menolong anggota tubuh yang lain, melakukan pekerjaan dll).
Pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua ?
Filsafah ini sederhana namun sangat berarti
Kita memiliki segala perbedaan untuk bersatu, saling menyayangi, saling menolong, saling membantu, saling mengisi, bukan untuk saling menuduh, saling menunjuk, saling merusak.....
Semua perbedaan dari diri kita adalah suatu keindahan agar kita senantiasa rendah hati untuk menghargai orang lain. Tidak ada satupun pekerjaan yang dapat dikerjakan sendiri. Kelebihan kita adalah kekurangan orang lain. Kelebihan orang lain bisa juga merupakan kekurangan diri kita. Tidak ada yang lebih bodoh atau lebih pintar. Perihal bodoh atau pintar, itu adalah kerelatifan dalam bidang/talenta yang kita miliki agar kita bisa bersama menuju satu impian.
>> Sekarang, dengan 5 Jari Anda ...
Apakah Anda ingin Jadi PECUNDANG ?
Ataukah PEMENANG ??
Pemenang selalu jadi bagian dari jawaban;
Pecundang selalu jadi bagian dari masalah.
Pemenang selalu punya program;
Pecundang selalu punya kambing hitam.
Pemenang selalu berkata, “Biarkan saya yang
mengerjakannya untuk Anda”;
Pecundang selalu berkata, “Itu bukan pekerjaan
saya”;
Pemenang selalu melihat jawab dalam setiap
masalah;
Pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban.
Pemenang selalu berkata, “itu memang sulit,
tapi kemungkinan bisa”;
Pecundang selalu berkata, “Itu mungkin bisa,
tapi terlalu sulit”.
Saat pemenang melakukan kesalahan, dia
berkata, “saya salah”;
Saat pecundang melakukan kesalahan, dia
berkata, “itu bukan salah saya”.
Pemenang membuat komitmen-komitmen;
Pecundang membuat janji-janji.
Pemenang mempunyai impian-impian;
Pecundang punya tipu muslihat.
Pemenang berkata, “Saya harus melakukan
sesuatu”;
Pecundang berkata, “Harus ada yang
dilakukan”.
Pemenang adalah bagian dari sebuah tim;
Pecundang melepaskan diri dari tim.
Pemenang melihat keuntungan;
Pecundang melihat kesusahan.
Pemenang melihat kemungkinan-kemungkinan;
Pecundang melihat permasalahan.
Pemenang percaya pada menang-menang (win-
win);
Pecundang percaya, mereka yang harus
menang dan orang lain harus kalah.
Pemenang melihat potensi;
Pecundang melihat yang sudah lewat.
Pemenang memilih apa yang mereka katakan;
Pecundang mengatakan apa yang mereka pilih.
Pemenang menggunakan argumentasi keras
dengan kata2 yang lembut;
Pecundang menggunakan argumentasi lunak
dengan kata2 yang keras.
Pemenang selalu berpegang teguh pada nilai²
tapi bersedia berkompromi pada hal² remeh;
Pecundang berkeras pada hal² remeh tapi
mengkompromikan nilai².
Pemenang menganut filosofi empati,
“ Jangan berbuat pada orang lain apa yang Anda tidak ingin orang lain perbuat pada Anda ”;
Pecundang menganut filosofi,
“ Lakukan pada orang lain sebelum mereka melakukannya pada Anda ”.
Para Pemenang selalu berencana dan
mempersiapkan diri, lalu memulai tindakan
untuk menang…!
0 Response to "Kisah Inspiratif : Kesempurnaan Lima Jari"
Post a Comment
Terima Kasih atas Kunjungan Anda. Mohon tinggalkan Kritik dan Saran Anda