Tingkat :
Durasi Baca : 5 Menit
Konseptor Perang Gerilya dan Dwifungsi ABRI
Abdul Haris Nasution |
Abdul Haris
Nasution, biasa disapa Pak Nas, dilahirkan di Kotanopan, Sumatera Utara,
pada tanggal 3 Desember 1918. semula ia berkiprah selaku guru di
Bengkulu dan Palembang. Ia kemudian memasuki dunia militer dengan
mengikuti sekolah perwira cadangan yang dadakan pemerintah kolonial
Belanda pada tahun 1940. ia kemudian ditempatkan disurabaya dengan
pangkat Pembantu Letnan.
Ketika
pasukan Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942, ia turut berperang
melawan Jepang. Kekalahan Belanda menyebabkan Nasution lantas
meninggalkan Surabaya dan menuju Bandung.
Di
kota Bandung, Nasution menjadi pegawai pamong praja. Sekitar setahun
kemudian, tahun 1943, ia kembali ke dunia militer dengan menjabat Wakil
Komandan Barisan Pelopor di Bandung. Setelah Jepang takluk dan PETA
dibubarkan, Nasution menyatukan para pemuda bekas anggota PETA dan
mendirikan Badan Keamanan Rakyat(BKR). Karier militernya terus melejit
hingga tahun 1946 ia ditunjuk menjadi Panglima Divisi III/Priangan dan
seterusnya ia dikukuhkan menjadi Panglima Divisi Siliwangi oleh Presiden
Soekarno pada bulan Mei 1946.
Sekitar
2 tahun kemudian, Februari 1948, Nasution menjabat sebagai Wakil
Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat. Jabatan itu kemudian dihapuskan
sebulan kemudian dan Nasution ditunjuk menjadi Kepala Staf Operasi
Markas Besar Angkatan Perang Republik Indonesia dan selanjutnya menjabat
sebagi Panglima Komando Jawa. Jabatan penting yang disandangnya
kemudian adalah Kepala Staf Angkatan Darat (1949-1952).
Nasution
pernah mengajukan petisi kepada Presiden Soekarno agar membubarkan
Parlemen setelah ia mendapati para politisi sipil mulai campur tangan di
tubuh militer. Tindakannya dianggap menekan Presiden. Akibatnya, ia
dicopot dari jabatanynya selaku Kepala Staf Angkatan Darat pada tahun
1952. Namun tiga tahun kemudian jabatan itu kembali dijabatnya.
Ketika
meletus pemberintakan Permesta (Piagam Perjuangan Semesta) dan PRRI
(Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia), Presiden Soekarno
menyatakan Negara dalam keadaan perang dan menunjuk Nasution sebagai
Penguasa Perang Pusat.ia segera bertindak cepat dengan membentuk
operasi-operasi militer untuk menumpas pemberontakan-pemberontaka itu.
Kedua pemberontakan itu pun dapat diatasi dan berakhir sekitar
pertengahan tahun 1961.
Atas
sarannya, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang
menegaskan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945 dan membubarkan
konstituante pada tanggal 5 Juli 1959.
Hubungan
Nasution dan Presiden Soekarno kembali tidak harmonis karena
ketidaksukaan Nasution melihat kedekatan Presiden Soekarno dengan PKI di
awal tahun 1960. PKI pun menganggap Nasution sebagai musuh. Maka ketika
PKI melancarkan Pemberontakannya pada tanggal 30 September 1965,
Nasution merupakan orang pertama yang harus mereka lenyapkan. Beruntung,
Nasution berhasil lolos dari penculikan gerakanit meski putrinya, Ade
Irma Suryani Nasution, meninggal tertembus peluru anggota gerakan 30
September yang membabi-buta. Nasution kemudian bergabung dengan Soeharto
yang menjabat Pangkostrad (Panglima Komando Strategi Angkatan Darat)
untuk menumpas dan membrantas PKI hingga akhirnya kekuasaan Soekarno
berakhir.
Nasution
kemudian ditunjuk menjadi ketua Majelis Permusyarawatan Rakyat
Sementara (MPRS) dan lewat keputusannya, MPRS kemudian menetapkan
Jenderal Soeharto menjadi Presiden pada tahun 1968 yang menandai
dimulainya Orde Baru. Kemesraan hubungan Pak Nas dengan Presiden
Soeharto ternyata juga tidak berlangsung lama. Keterlibatan Pak Nas
dalam petisi 50 menyebabkan Pak Nas dipensiunkan lebih dini dari dunia
militer. Perlahan namun pasti nama Pak Nas ‘lenyap’ dari pentas politik
Nasional.
Nama
Nasution kembali muncul. Pada hari ABRI 5 Oktober 1997, ia dianugerahi
pangkat Jenderal Besar dan tercatat salah seorang dari tiga orang
Indonesia menyandang 5 bintang diatas bahunya selainSoedirman dan
Soeharto.
Pada
tanggal 6 September 2000 sosok militer yang kukuh memegang Prinsip
kebenaran serta penggagas system perang Gerilya dan menuangkan gagasan
briliannya itu ke dalam sebuah buku bertajuk Strategy of Guerilla
Warfare itu wafat di RS Gatot Soebroto Jakrta setelah dirawat beberapa
saat.
0 Response to "Pahlawan Nasional: Abdul Haris Nasution"
Post a Comment
Terima Kasih atas Kunjungan Anda. Mohon tinggalkan Kritik dan Saran Anda