Kategory : Pahlawan
Tingkat :
Durasi Baca : 5 Menit
Pejuang, Ulama dan Ahli Bahasa Asing
Nama aslinya adalah Masyudul Haq yang berarti Pembela Kebenaran. Ia dilahirkan di Kota Gadang, Bukit Tinggi, tanggal 8 Oktober 1884. ayahnya adalah jaksa kepala (hoofd jaksa) dan juga menjadianggota Mahkamah Agung. Karena kedudukan ayahnya, ia dapat bersekolah di HBS (Hogere Burger School).
Agus Salim dikenal sangat cerdas. Penguasaan bahasanya terbilang Istimewa. Selain bahasa Minang, bahasa Indonesia dan Bahasa Belanda, Agus Salim juga menguasai 6 bahasa asing lainnya: bahasa Perancis, Inggris, Jerman, Jepang, Turki, dan Arab dengan baik. Kehebatannya dalam berbahasa imi kelak akan sangat mendukungnya dalam perjuangannya untuk tanah air tercinta.
Setamat sekolah, Agus Salim bekerja pada pemerintahan Belanda. Ia dikirimkan ke Jeddah untuk menjadi penerjemah pada kantor konsulat Belanda. Di sela-sela kesibukkannya bekerja, ia juga menimba ilmu agama pada Imam Masjidil Haram, Syekh Ahmad Khatib, yang masih terhitung pamannya sendiri. Ia tinggal di Jeddah selama 5 tahun.
Sepulang dari Arab Saudi, ia tidak meneruskan kariernya selaku pegawai. Ia lalu mendirikan sekolah HIS (Hollandsche Inlandsche School) bagi anak-anak Indonesia. Ia juga berkiprah dalam dunia jurnalistik dengan menjadi pemimpin redaksi harian Neraca. Selain itu, ia juga memasuki gelanggang politik dan bergabung dengan Sarekat Islam (SI).
Kiprah Agus Salim dalam pentas politik terus berlanjut. Ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad) selama tiga tahun, 1921-1924, yang dikenal sangat vocal dalam menyuarakan aspirasi rakyat Indonesia. Ia berani menyerang kebijakan pemerintah Kolonial Balanda yang dinilainya tidak sungguh-sungguh memperhatikan kondisi rakyat Indonesia. Ia juga menyerang kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda melalui tulisan-tulisannya. Meskipun jengkel dengan ulahnya, namum Pemerintah Belanda tidak pernah sekalipun menagkap atau memenjarakan Agus Salim.
Setelah Indonesia merdeka, Agus Salim tercatat beberapa kali menjadi menteri: Menteri Muda Luar Negeri dan Menteri Luar Negeri, dalam beberapa kabinet. Ia juga aktif berjuang diluar negeri untuk memeprkenalkan Indonesia. Berkat semangat, kelincahan, kegigihan, dan kecerdikannya dalam berdiplomasi, beberapa Negara kemudian menjalin persahabatan dengan Indonesia.
Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II, Agus Salim berikut beberapa tokoh nasional Indonesia ditangkap dan diasingkan. Ia di asingkan ke Prapat, Sumatera Utara sebelum akhirnya dipindahkan ke Bangka.
Pada tanggal 4 November 1954 Agus Salim wafat. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta. Pemerintah Indonesia mengangkatnya selaku Pahlawan Pergerakan Nasional pada tahun 1961.
0 Response to "Pahlawan Nasional: Agus Salim"
Post a Comment
Terima Kasih atas Kunjungan Anda. Mohon tinggalkan Kritik dan Saran Anda