Kategori : Kisah Inspiratif
Tingkat :
Durasi Baca : 3 Menit - 5 Menit
Suatu ketika, tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli
mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang
menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya
kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar.
Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar
sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya
anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang melintas dari arah
mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak itu yang tampak
melintas. Aah…, ternyata, ada sebuah batu yang menimpa Jaguar itu. Sisi pintu
mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.
Cittt….ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, di mundurkannya mobil itu
menuju tempat arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkara
sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang
pengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan
tergesa-gesa. Di tariknya seorang anak yang paling dekat, dan di pojokkannya
anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.
"Apa yang telah kau lakukan!!! Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!!"
Lihat goresan itu", teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. "Kamu tentu
paham, mobil baru semacam itu akan butuh banyak ongkos di bengkel kalau sampai
tergores." Ujarnya lagi dengan geram, tampak ingin memukul anak itu.
Sang anak tampak ketakutan, dan berusaha meminta maaf. "Maaf Pak, Maaf. Saya
benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa." Air
mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun. "Maaf Pak, aku melemparkan
batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti…."
Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke
suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. "Itu disana ada kakakku. Dia
tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Aku tak kuat mengangkatnya, dia
terlalu berat. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan.."
Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada
wajah yang mulai tercenung itu. "Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi
roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi dia terlalu berat untukku."
Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Kerongkongannya
tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera, di angkatnya anak yang cacat
itu menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk
mengusap luka di lutut anak itu. Memar dan tergores, sama seperti sisi pintu
Jaguar kesayangannya.
Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa
mereka akan baik-baik saja. "Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas
perbuatanmu." Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih
nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang
mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.
Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya.
Disusurinya jalan itu dengan lambat, sambil merenungkan kejadian yang baru saja
di lewatinya. Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele. Namun, ia
memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan
itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu
tetap nyata terlihat..
"QS. luqman : 18." Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri"
***
Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar, dan dipacu
untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagai
macam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita memacu hidup kita dengan cepat,
sehingga tak pernah ada masa buat kita untuk menyelaraskannya untuk melihat
sekitar? Peduli pada apa yang sedang terjadi, meraba-raba hati mencoba berempati dan merasakan kegetiran orang lain, lebih baik lagi jika bisa mempermudah jalan dan membukakan pintu pertolongan pada mereka yang sedang kesusahan apapun itu, yakin meski hanya sebuah perkataan " saya mengerti perasaan anda" hal itu lebih baik daripada oh ya, oh gitu dsb.dengarlah pada hati anda yang tersentuh dan bantulah dengan kemampuan anda.
Tuhan, akan selalu berbisik dalam jiwa, dan berkata lewat kalbu kita. Kadang,
kita memang tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari setiap
ujaran-Nya. Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacu
hidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa pada banyak hal yang melintas.terlalu tersugesti pada teori bahwa 80% manusia hanya memikirkan dirinya sendiri (jangan),sebuah mekanisme pertahanan diri: menjaga harga diri dan lupa bahwa dihadapan yang Maha kuasa, semua sama, kecuali derajat Iman dan Takwa.
Teman, kadang memang, ada yang akan "melemparkan batu" buat kita agar kita mau
dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada kita. Mendengar
bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu ada yang melemparkan batu-batu
itu buat kita.
Teman saya hanya seorang yang senang dan suka membaca kisah-kisah inspiratif untuk mengisi relung-relung yang masih kosong, saya hanya belajar dan belajar, apapun pendapatnya silahkan, hanya mencari sudut pandang dan pendapat dari setiap orang, bukan bukan berarti saya bisa, saya hanya menunaikan kewajiban dan mengingatkan diri saya sendiri yang masih lemah. Dengan menceritakan dan membagikan kebaikan maka akan ada pengingat saya ketika lemah saat lupa pada hakikatnya seorang manusia.
Sumber : Berbagai Sumber
Telah di Edit Seperlunya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Kisah Inspiratif: Sebuah Goresan Yang Membekas"
Post a Comment
Terima Kasih atas Kunjungan Anda. Mohon tinggalkan Kritik dan Saran Anda